Sabtu, 20 April 2013

perkembangan kognitif dan psikososial anak 3 tahun pertama


A.    Latar Belakang

Dalam beberapa tahun belakangan ini , Indonesia banyak mengalami pertambahan penduduk yang pesat terutama hasil dari jumlah kelahiran . Baik dari perkotaan dan daerah-daerah terpencil , sudah banyak sekali ibu-ibu yang melahirkan . walaupun kelahiran di era sekarang tidak seperti dulu , dimana sang ibu bisa melahirkan anak lebih dari 7 orang , bahkan mereka setelah melahirkan , esoknya tetap bisa bekerja seperti biasa . tanpa harus sibuk mengasuh anak terus menerus , karena sang anak tertualah yang mengambil alih dalam mengasuh , sehingga terkadang bayi bisa tidak berhubungan langsung dengan orangtuanya , dan orang tua tidak terlalu memikirkan perkembangan sang anak , yang mereka tahu hanyalah bekerja dan dapat memberi makan kepada mereka .
Namun dewasa ini , kelahiran tidak seperti dulu . orang tua harus membatasi kelahiran maksimal hingga 4 orang . Orang tua jaman sekarang tetap menyuruh orang lain mengasuh anak mereka, selagi mereka sedang bekerja . tetapi tetap dengan pengawasan dari jarak jauh , bahkan dengan menggunakan kamera tersembunyi .
                Walaupun ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk , pengasuhan yang ditangani oleh sang orangtua sendiri  , terutama dari sang ibu , sangatlah berdampak baik bagi sang bayi dan juga ibu . walaupun di asuh oleh pengasuh sekalipun , sang ibu juga harus tetap memperhatikan perkembangan kognitif dan psikososial sang anak , apakah bersifat positif maupun negative .
Sekarang semakin banyaknya bayi yang dilahirkan , telah banyak  pula ilmu yang mempelajari tentang bayi , baik dari perkembangan dan tingkah laku yang dikeluarkan oleh sang bayi maupun psikososial sang bayi . secara umum , bayi normal yang sehat lahir dengan kemampuan belajar dan mengingat serta dengan kapasitas pemerolehan pengolahan dan penggunaan bahasa .
mereka mengembangkan kapasitas sensorik dan kognitif untuk mengontrol tingkah laku dan dunia mereka . dan juga sejak bayi , mereka harus mampu mengendalikan ketergantungan mereka selama ini .

B.    Rumusan masalah
Bagaimana pekerjaan orang tua mempengaruhi perkembangan bayi dan anak ?

C.     Tinjauan Teori
Ø  Pendekatan Sosial –Kontekstual : interaksi dengan pengasuh
Dalam perkembangan kognitifnya , anak melakukan pembelajaran melalui interaksi dengan pengasuhnya . Anak yang melakukan keterlibatan langsung dengan orangtuanya dalam bermain dan belajar mungkin lebih adaptif bagi komunitas kelas menengah .dimana anak sering mengamati dan berpartisipasi dalam berbagai aktifitas orang tua (Rogoff et al., 1993)

Ø  Efek-Efek Pekerjaan Orang Tua
Sebuah analisis data The National Longitudinal Survey of Youth (NYLS)(Harvey ,1999) menemukan sedikit tidak ada efek dari ibu bekerja terhadap kepatuhan anak, masalah perilaku, harga diri, perkembangan kognitif dan prestasi akademis. Ibu bekerja terlihat lebih menguntungkan keluarga yang berpenghasilan rendah dengan cara meningkatkan pemasukan keluarga.
Di pihak lain, data longitudinal (NICHD) dalam study of early child care  yang meneliti anak dengan ibu bekerja, menunjukkan adanya efek negative terhadap perkembangan kognitif di usia 15 bulan hingga 3 tahun di saat ibu bekerja 30 jam atau lebih per minggu. Sensitivitas maternal, kualitas lingkungan rumah, dan kualitas pengasuhan anak merupakan beberapa dampak dari pekerjaan orang tua.
Meningkatnya jumlah ibu bekerja pada masa ini membuat banyak ibu memercayakan pengasuhan anaknya di penitipan anak. Baik keluarga dan pengaturan penitipan anak akan secara langsung memengaruhi anak.
Ø  Berbagai factor Dampak Penitipan Anak
Dampak penitipan anak secara dini bergantung pada jenis, jumlah, kualitas, dan stabilitas pengasuhan, serta penghasilan keluarga dan usia anak saat mendapatkan pengasuhan nonmaternal. Tempramen dan gender dapat membuahkan perbedaan (Crockenberg,2003) .Seorang anak yang pemalu dan memiliki pola nonsecure attachment cenderung lebih stress di tempat penitipan dan kesulitan bersosialisasi.
Elemen terpenting kualitas pengasuhan tempat penitipan anak adalah pengasuh. Bayi butuh pengasuhan yang konsisten untuk mengembangkan rasa percaya dan kelekatan yang aman. Stabilitas pengasuhan memfasilitasi koordinasi antara orang tua dan pemberi layaan penitipan anal, yang dapat membantu melindungi dari pengaruh negative berkepanjangan (ahnert & Lamb,2003 ). Semakin sering anak diasuh bukan oleh ibunya, maka akan semakin besar pula risiko masalah tingkah laku yang dimiliki anak tersebut.

D.    Kesimpulan
dapat disimpulkan , bahwa perkembangan anak yang diasuh oleh orang tua langsung , akan  mengalami perkembangan kognitif dan psikososialnya menjadi lebih adaptif dan berdampak positif , karena tidak semua pengasuh memiliki kualitas , terutama dengan dampaknya terhadap perkembangan kognitif dan interaksi dengan teman sebaya .

E.     Daftar Pustaka
Papalia & Olds.2009.Perkembangan Manusia(10th Ed).Jakarta : Salemba Humanika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar